13 Februari, 2008

Senangnya Punya Adik Baru

(12)
30 Januari 2003

KALAU bermain Teteh biasa ditemani adiknya, Ayu. Teteh duduk di bangku kelas satu SD Sejahtera, sedangkan Ayu kelas O besar di TK Al Azhar. Keduanya tak pernah jauh-jauh kalau bermain. "Takut ada culik," ujar Teteh kepada Ayu menirukan mamanya.
Paling jauh mereka bermain ke tetangga di depan rumah. Itupun kalau kebetulan Tante Lela tidak kuliah dan kebetulan ada di rumah tidak pergi ke mana-mana. Tante Lela tidak punya adik perempuan, jadi Teteh dan Ayu kerap sering dipanggil untuk menemaninya. Meski sebenarnya punya adik lelaki, Rio, tapi Tante Lela lebih sering mengajak Teteh dan Ayu bermain.
Belum lama ini, Teteh dan Ayu punya adik baru, Salma. Keduanya senang tak terkira. Hingga hari-hari pertama Salma lahir, baik Teteh maupun Ayu tidak mau main ke luar rumah. Keduanya, bergantian menjagai Salma.
Suatu kali salah satu diantara mereka tak mau saling mengalah. Bertengkar. Saling berebut. Keduanya menangis karena berebutan ingin menjagai Salma. Mamanya kerepotan mencoba melerai mereka. Setelah berhasil dipisah, dengan bijak mamanya memberi pengertian kepada keduanya. Akhirnya, ia membagi waktu agar jangan sampai berebut untuk menjagai Salma. Teteh kebagian menjaga siang hari setelah pulang sekolah, sedangkan Ayu pagi harinya karena memang harus masuk sekolahnya agak siang. "Nah, sekarang adilkan? Masing-masing kebagian jaga adik," tutur Mama sambil membelai kepala Teteh dan Ayu.
Ayah yang mendengar keributan antara Teteh dan Ayu hanya bisa tersenyum simpul. Sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia segera menghentikan membaca korannya. Lalu meraih Ayu dan menggendongnya. "Ayu tidak boleh begitu sama Teteh. Masa sama kakak sendiri bertengkar, apalagi main pukul. Salma kan adik kalian berdua, jadi siapa pun berhak untuk menjaganya. Jangan berebut," ujar Ayah.
Ayu yang sesenggukan menahan tangis hanya mengangguk-angguk. Teteh yang juga menangis tampak memijit-mijit bagian tangannya yang dipukul Ayu. Salma yang terbangun dari tidurnya, terkejut mendengar suara gaduh yang ditimbulkan Teteh dan Ayu menangis sekuatnya. Hingga Mama harus menggendong dan memberinya ASI agar tidak menangis. Tidak berapa lama, Salma pun terdiam. Lamat-lamat matanya terpejam. Salma pun tertidur dalam pelukan Mama.
Keesokan harinya, seperti yang sudah disepakati Ayu menjagai Salma sejak pagi. Dengan penuh semangat Ayu mengajak main Salma hingga terdengar gelak tawa dari keduanya. Sementara, Mama sibuk membereskan rumah, memasak, dan mencuci baju sambil sesekali mendekati Ayu dan Salma. Siangnya, ketika Ayu sekolah, dari halaman rumah Teteh sudah memanggil-manggil Salma. Ia pun segera mengganti seragam sekolahnya. Lalu bermain bersama Salma yang baru bangun dari tidurnya.
Sore hari giliran Ayah menggendong Salma. Tapi, saat mandi sore Mama mengambilalih. Baik Teteh, Ayu, dan Ayah berada tak jauh dari bak tempat Mama memandikan Salma. Sesekali Teteh dan Ayu bergantian memanggil-manggil adik baru mereka. "Aduhh! Senangnya ya punya adik baru," ujar Teteh yang dibalas anggukan kepala oleh Ayu.

Tidak ada komentar: