02 Maret, 2008

Romario Mengais Sisa Kebesarannya

Minggu, 2 Maret 2008 | 12:56 WIB

ORANG masih ingat betapa dia menangis yang diikuti cucuran air mata publik Brasil, ketika dia tak dibawa pelatih Luiz Felipe Scolari ke Piala Dunia 2002. Saat itu, dia dianggap masih striker hebat. Romario pun merasakan hal itu dan siap memberikan persembahan terakhirnya.

Itu penyesalan terdalam baginya. Setelah sukses membawa Brasil juara Piala Dunia 1994, dia ingin mengulangi lagi di akhir kariernya. Dia ingin membuat monumen terindah dalam kariernya.

Beruntung, dia tak larut dalam rasa sesal dan kecewa. Dia ingin membaut persembahan terakhir yang juga berharga: mencetak 1000 gol dalam akriernya. Sehingga, dia bisa menyamai rekor legenda Brasil lainnya, Pele.

Bersama klub Vasco da Gama, pemain yang berumur 42 tahun itu pun mencoba mengejar rekor itu. Berhasil. Pada 1 APril, catatan 1000 gol itu dia ukir saat membela Vasco da Gama melawan Botafogo di Stadion Maracana. Memang, banyak orang meragukan keabsahan catatannya. Sebab, itu hitungannya sendiri yang juga mencatat gol dalam pertandingan tak resmi. Toh, catatan itu tetap dianggap monumental.

Romario pun lega dan ikhlas mengakhiri kariernya. Dia ingin melakukan partai perpisahan bersama Vasco da Gama dalam sebuah prosesi yang sakral. Sayang, sebelum kontraknya Habis pada Maret 2008, dia sudah tersandung kasus doping hanya beberapa pekan sebelum pensiun.

Pada pertandingan lawan Palmeiras di Liga Brasil, 28 Oktober 2007, dia agal dalam tes doping. Dia pun akhirnya dihukum tak boleh bermain sejak 18 Desember 2007. Romario berontak. Dia tak terima dengan keputusan itu dan mengajukan banding. Sebab, menurutnya, doping itu tak disengaja. Tes positif karena dia memakai obat antirontok rambut.

Pengatilan Olahraga Brasil akhirnya memang mengabulkan bandingnya. Dia pun lolos dari hukuman larangan bertanding 120 hari yang diancamkan kepadanya sebelumnya. Sidang banding yang di Rio De Janeiro pada 15 Februari memutuskan dia tidak terbukti menggunakan doping karena yang digunakannya adalah obat pencegah kerontokan rambut.

Dalam sidang banding, Romario mengatakan telah menggunakan obat pencegah kerontokan rambut yang mengandung finasteride. Itu dia lakukan lebih dari satu dekade. Ia juga menegaskan selalu menginformasikan kepada dokter klub mengenai obat yang digunakannya itu.

Sebelumnya Romario telah berperan sebagai pelatih di balik layar tetapi kemudian berhenti setelah lima laga kejuaraan negara bagian Rio karena presiden Vasco, Eurico Miranda, merecokinya dalam urusan pemilihan pemain.


Romario tampak sangat emosional dalam persidangan itu, membuat ketua sidang Rubens Approbato sempat menunda sidang. Tujuh anggota sidang banding itu menyatakan Romario tidak bersalah dan sang pemain pun menyampaikan ucapan terima kasih.

"Aku berusaha membersihkan nama dan mengembalikan kehormatanku. Akhirnya berhasil juga. Sidang banding bisa memahami persoalanku," katanya.

"Aku punya hubungan yang sangat baik dengan Vasco dan kontrakku sampai 30 Maret 2008. Aku akan berbicara dengan Eurico (Miranda) untuk melihat apakah ada peluang untuk bermain lagi," kata Romario.

Dia memang ingin menghabiskan sisa-sisa kariernya dengan bermain lagi, syukur-syukur membiat prestasi yang baik. Namun, rasana Vasco da Gama tak terlau memberi kesempatan kepadanya.

Ini dimanfaatkan benar oleh rival beratnya, Flamengo. Salah satu klub besar Brasil itu siap memberi tempat buat Romario untuk menghabiskan kariernya dan melakukan perpisahan dengannya.

Sabtu (1/2), Presiden Flamengo Kleber Leite mengatakan, timnya akan sangat bahagia jika Romario bersedia bergabung dan mengakhiri kariernya bersama Flamengo. Meskipun hanya dalam beebrapa pertandingan, itu sudah akan berharga. Menjadi pelabuhan terakhir pemain sehebat Romario, akan merupakan kehormatan tersendiri.

"Untuk sementara, itu memang baru sebatas ide. Tapi, ide itu sangat bagus. Bahkan, kalau perlu timnas Brasil juga memberinya kesempatan bermain, meski dalam satu pertandingan," jelas Leite kepada harian di Brasil, O Dia.

Menurut Leite, Flamengo ingin mengontrak Romario pada 4 April nanti. Bahkan, Flamengo akan mengatur pertandingan persahabatan lawan Barcelona untuk partai perpisahannya. Selain pernah memperkuat PSV Eindhoven, Romario juga pernah besar di Barcelona kala memperkuat klub Spanyol itu pada 1993 sampai 1995.

Ah, Romario! Nama dan kebesaranmu tak habis-habis juga. (*)

HPR
sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: