28 Maret, 2008

Film Anti Quran = Film Sopan?


FITNA
, film yang sudah lama dinanti-nanti buatan anggota parlemen Belanda Geert Wilders akhirnya, sejak Kamis malam waktu Belanda, bisa dilihat juga di internet. (Redaksi: Lihat situs: http://www.liveleak.com/ & http://wildersnews.blogspot.com/)

"Film yang sopan dalam batas koridor hukum Belanda," demikian Wilders menyebut film sepanjang 16 menit itu dengan pesan terhadap Al Qur'an. Pengumuman Fitna mengundang kekhawatiran di dalam dan di luar negeri.

"Pesan saya jelas: makin banyak islamisasi akan berarti berkurangnya kebebasan kita, akan mengurangi hal-hal yang kita junjung tinggi di Belanda dan di sebuah negara demokrasi," kata Geert Wilders kepada Radio Nederland tak lama setelah filmnya keluar.

Awal Film

Film Fitna dimulai dengan gambar kitab suci Al Qur'an dan karikatur Denmark yang menggambarkan Nabi Mohamad mengenakan tulban dan bom. Sesudah itu terlihat gambar serangan berdarah terhadap New York, London dan Madrid, yang diiringi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an. Selain itu juga diperlihatkan persiapan eksekusi oleh kalangan muslim radikal.

Kemudian muncullah tayangan panjang kepala berita pelbagai surat kabar; tidak hanya mengenai pembunuhan sineas Belanda Theo van Gogh oleh penganut Islam radikal Mohamad Bouyeri, tetapi juga ancaman terhadap penulis Inggris keturunan India Salman Rushdie, menyusul terbitnya buku Ayat-Ayat Setan.

Dan Geert Wilders sendiri juga tidak ketinggalan. Kepala berita, ‘Jihad terhadap Wilders' terpampang besar. Sementara itu ditampilkan juga beberapa orang imam yang mengeluarkan ucapan-ucapan radikal terhadap orang Yahudi dan kalangan homosexual. Terlihat pula gambar seorang anak perempuan kecil yang, dalam bahasa Arab, menyamakan orang Yahudi dengan "kera dan babi" serta rujukannya pada kitab suci Al Qur'an.

Film Fitna kemudian menyoroti apa yang disebutnya bahaya Islam terhadap Negeri Belanda. Gambar-gambar mesjid disusul dengan tulisan, "salam dari Belanda." Ditampilkan pula angka-angka meningkatnya jumlah orang Muslim di Belanda. Pada film ini hanya diperdengarkan musik klasik dan suara asli yang ada.

Akhir Film

Akhirnya terlihat gambar tangan yang membuka halaman kitab suci Al Qur'an. Lalu tidak terlihat apa-apa, hanya gambar hitam. Tapi terdengar suara kertas yang disobek. Kemudian muncul tulisan bahwa yang disobek itu adalah buku telpon. "Bukanlah saya, melainkan orang Muslim yang harus merobek ayat-ayat yang mengandung kebencian dalam Al Qur'an." Lalu Wilders melanjutkan peringatannya dengan kata-kata, "Islam ingin menguasai, menundukkan dan bertekat menghancurkan kebudayaan Barat."

Tayangan terakhir kembali memperlihatkan karikatur Nabi Mohamad dengan bom pada tulbannya. Penyulut bom itu hampir terbakar habis, lalu terlihat ledakan dan kilat sebagai akhirnya.

Rapat Darurat

Tiga jam sebelum Wilders memasang filmnya pada internet, Koordinator Nasional Pemberantasan Terorisme Tjibbe Joustra sudah mengeluarkan peringatan. Segera setelah film itu ditayangkan kabinet Belanda mengadakan rapat darurat. Diberitakan Perdana Menteri Jan Peter Balkenende akan mengeluarkan pernyataan. Berkali-kali Balkenende sudah memperingatkan Wilders supaya tidak menayangkan film ini. Di dalam dan di luar negeri, pemerintah Belanda sudah menegaskan bahwa sebelum film ini keluar tidak bisa diambil langkah terhadap Wilders, karena ini merupakan kebebasannya untuk berpendapat.

Sejam setelah diluncurkan di internet, film itu sudah dilihat sebanyak 75 ribu kali. Kejaksaan Belanda akan menyelidiki apakah Fitna melanggar hukum. Bulan-bulan terakhir Wilders sudah puluhan kali digugat.

Geert Wilders tentang Fitna:

"Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa (terorisme, red) berasal dari Quran. Bahwa Quran mengandung ayat-ayat yang menggunakan istilah torhibu (terorisme). (...) Untungnya, masa kini tidak ada lagi orang-orang yang mencari kebenaran di Alkitab atau Tora untuk membenarkan tindakan yang sangat keji. Tapi ini masih terjadi dengan Quran dan Islam. Dan saya mau menunjukkan: ini bukan buku yang sekedar tebal saja, tapi semuanya berasal dari buku yang mengerikan itu.''

"Sudah tentu saya membedakan agama dari orang-orangnya. Saya benar-benar melawan segala sesuatu yang berkaitan dengan ideologi Islam dan agama, Quran dan Mohamad. Karena menurut saya, semuanya itu mengorbankan kebebasan kami. Saya tidak bermasalah dengan orang Muslim secara individu atau dengan kelompok Muslim. Film ini bukan tentang orang Muslim."

Perdana Menteri Balkenende:

"Kami menyayangkan film ini ditayangkan oleh bapak Wilders. Kami tidak mengerti apa tujuan film ini kecuali menyakiti perasaan. Pemerintah merasa didukung oleh reaksi-reaksi pertama yang berimbang dari organisasi-organisasi Muslim di Belanda."

Fouad Sidali (Ikatan Kerjasama warga Maroko di Belanda):
"Film ini tidak mengejutkan seperti diduga sebelumnya. Kami belum ditelpon pendukung kami dengan keluhan mereka merasa tersinggung atau dihina. Mereka hanya berkata: bagi kami fragmen-fragmen di film itu juga mengerikan. Itu adalah fragmen-fragmen yang sudah masuk dalam buku sejarah; dan yang bertanggungjawab adalah penjahat, kaum kriminal dan bukannya Islam."

28-Mar-2008, 12:03:06 WIB - [www.kabarindonesia.com]
Sumber: Radio Nederland Wereldomroep (RNW)

Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: www.kabarindonesia.com

Tidak ada komentar: