05 Maret, 2008

Kuburan Massal di Ajun Dibongkar

BANDA ACEH - Warga Ajun dan Remaja Masjid Kajhu, Minggu (2/3) pagi, membongkar kuburan massal di Kompleks Masjid Bustanul Jannah, Ajun, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Pembongkaran itu dibantu relawan PMI Aceh Besar. Dari lokasi tersebut, relawan mengevakuasi sekitar 128 jenazah. 10 di antaranya diketahui identitasnya

Imam Masjid Bustanul Jannah, Zulfikar mengatakan, niat membongkar di komplek masjid itu, sudah setahun lalu direncanakan. Kendalanya, tidak tersedia lahan untuk dikebumikan kembali jasad-jasad yang akan diangkat. Malah, pihaknya pernah menyurati PMI dan Bupati Aceh Besar, agar bersedia menyediakan lokasi kuburan untuk jasad itu.

Alhamdulillah, salah seorang pengurus masjid, Haji Haffan Banta, mewakafkan sebagian tanahnya di Garut, Keutapang, seukuran dan sebanyak jasad yang akan dievakuasi di Kompleks Masjid Jannah ini, ujar Zulfikar kepada Serambi, kemarin.

Dia mengungkapkan, pencetusan pembongkaran kuburan itu lantaran pengurus Masjid Ajun menginginkan agar korban tsunami itu dikebumikan secara layak. Selain itu, keluarga korban tsunami yang meyakini anggota keluarganya dimakamkan di sekitar kompleks masjid tersebut, memberikan segala bentuk dukungannya, baik penyediaan alat berat, bantuan kain kaffan, hingga pemanggilan para relawan. Syukur Alhamdulillah, semua terpanggil untuk membongkar kuburan massal hari ini (kemarin––red), ucap Zulfikar.

Koordinator satgana PMI Aceh Besar, Ansari Muhammad menyebutkan, dari 128 jenazah, 10 diketahui identitasnya dari kartu pengenal di kantong celana dan baju.

Kata dia, dua jenazah telah dibawa pulang oleh keluarganya. Jenazah dimaksud yakni M Zahaf, anak Ghazali Muhammad Syam, bekas Kakanwil Depag dan sekarang menjabat Wakil Ketua MPU Aceh. Saat pembongkaran, Ghazali langsung berada di lokasi kuburan massal.

Kami akan menyerahkan kepada keluarga, bila sudah diketahui identitasnya. Demikian juga sebaliknya, kami akan kebumikan secara layak di Garut, di atas tanah wakaf itu. Bagaimanapun, malam ini (tadi malam––red) akan kami kuburkan. Tapi, bagi yang sudah ada identitasnya, kami tunggu dulu, urai Ansari.

Orang tua M Zanaf mengatakan, saat tsunami 2004, ia berada di Asrama Haji, Banda Aceh. Rencananya, anak saya kami kebumikan di kampung halaman saya, di Krueng Geukueh, ujar Hafnizar, diiringi isak tangis.

Jenazah lain yang dibawa pulang yakni Muliadi Zulkifli. Dia akan dikebumikan di perkuburan keluarga, di Paya Tieng, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Muliadi Zulkifli abang sepupu saya. Saya diberitahu ketua pemuda Ajun, akan dilaksanakan pembongkaran pada hari ini (kemarin––red), papar Santi Aromi.(mir)

sumber: Serambi (03/03/2008 09:16 WIB)

Tidak ada komentar: