04 Juni, 2008

Stadion Piala Eropa 2008 (2)

Stade de Geneve

AFP PHOTO / Handout/Swiss Air Force

Stadion Jenewa (Stade de Geneve) yang menjadi salah satu arena penting dalam perhelatan Piala Eropa 2008 pertama kali digunakan pada 30 April 2003. Bangunan megah tersebut memang sengaja disiapkan Pemerintah Swiss dan Pemerintah Kota Jenewa untuk menjadi pusat perhatian masyarakat dunia menyambut Piala Eropa ke-13.

Bangunan berkubah terbuka warna putih itu berdaya tampung sekitar 30.000 penonton sepakbola, dan selama lima tahun terakhir ini menjadi markas dari klub sepakbola Servette FC. Stadion tersebut berkualitas tinggi, dan menelan biaya pembangunan mencapai 4 juta Ero (Euro).

Bahkan, Stadion Jenewa memiliki standar pengamanan sangat canggih. Hal ini, antara lain guna mengantisipasi kemungkinan adanya teror massal. Paling tidak, pihak perancang dan pengelola bangunan sangat mementingkan segi keamanan penggila bola yang bakal ke sana.

Apalagi, penonton bola di Eropa memiliki serangkaian tragedi. Sampai-sampai pihak kepolisian Uni Eropa (Euro Cops) memiliki catatan khusus terhadap mereka yang pernah berbuat onar di tengah laga bola, termasuk kalangan Hooligans dari Inggris.

Stadion Jenewa secara khusus mampu memberikan pelayanan terbaiknya bagi sekitar 7.000 perwakilan multimedia massa. Jurnalis dengan karakter media apa pun mendapatkan pelayanan terbaik untuk dapat menyajikan berita tercepat, terakurat dan terlengkap, sehingga semuanya berhak disebut penting bagi khalayaknya.

Jurnalis menjadi tamu terpenting di Stadion Jenewa. Di sana ada kawasan seluas 800 meter persegi khusus bagi jurnalis (media center). Saat pertandingan final Piala Eropa 2008 berlangsung, pihak panitia menyediakan tambahan 200 kursi khusus lengkap dengan berbagai fasilitas telekomunikasi pengiriman berita. Tentunya mereka menyediakan fasilitas sesuai zaman kini, yakni semua berbasis Internet.

Penyelenggara Piala Eropa 2008 secara blak-blakan mengemukakan bahwa mereka belajar dari keberhasilan sekaligus kekurangan pihak Jerman saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006. Panitia juga menyediakan 42 sistem media interaktif bagi penonton pertandingan. Pada prinsipnya, panitia ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan sekaligus keamanan bagi semua pengunjung di Stadion Jenewa.

Salah satu proyek bergengsi di stadion tersebut adalah sistem pencahayaan saat pertandingan sepakbola berlangsung. Selain itu, serangkaian kamera terpadu juga menjadi perangkat utama, sehingga semua rincian pertandingan bakal dapat disaksikan penonton televisi sedunia. Selain itu, sistemnya memungkinkan proses perekaman pertandingan beresolusi digital terbaik.

Berkaitan dengan Piala Eropa 2008, masyarakat Jenewa menyiagakan berbagai cara yang bertujuan menciptakan kenyamanan bagi penggila bola sedunia. Para penonton mancanegara dimungkinkan menikmati layanan transportasi terpadu 24 jam.

Pemerintah kota Jenewa mengoperasikan Noctambus alias bus malam regional yang beroperasi pukul 02 :00 hingga 04 :00 dengan tingkat kenyamanan dan keamanan terjaga. Mereka menyadari bahwa sepakbola sudah menjadi bagian dari hiburan, sehingga para penggila bola senantiasa siap dengan pesta kemenangan maupun keharuan kekalahan hingga dinihari seusai laga tanding tim kesayangan masing-masing.

Pemerintah kota Jenewa juga mengaktifkan sarana transportasi kereta yang memungkinkan terhubung ke semua wilayah daratan Eropa. Dengan kata lain, setiap penggila bola dari semua penjuru Eropa sangat dimungkinkan berbondong-bondong datang ke Stadion Jenewa berkereta listrik. Mereka pun dapat memanfaatkan jalur bersepeda, karena Jenewa termasuk kota di Eropa yang lebih dari dua dasawarsa ini sangat peduli terhadap polusi. Pihak panitia Piala Eropa 2008 pun menyebut acara yang terselenggara sekira sebulan selama Juni tersebut bukanlah kompetisi, namun sebagai festivalnya sepakbola.

sumber: euro/antara

Tidak ada komentar: