03 November, 2008

Sebuah Peterpan Berbuah Cerita (3) (habis)

Tak Ada Yang Abadi

PETERPAN telah mencetak puluhan hits dalam rentang tahun 2000 – 2008. Setiap albumnya selalu meraih penghargaan platinum hingga multi platinum. Lewat album Bintang Di Surga, Peterpan meraih 13 penghargaan dari dalam dan luar negeri, di antaranya 7 penghargaan AMI Awards, 2 piala dari SCTV Music Awards, Triple Platinum Awards, Platinum Berkembar Enam dari Malaysia, serta MTV Music Awards 2005. Pada tahun berikutnya ketika mereka merilis album soundtrack film Alexandria, Peterpan juga meraih Multi Platinum Award dan beberapa penghargaan, termasuk dari SCTV Music Awards. Bahkan ketika penjualan album ini sedang lesu pada 2007 lalu, Peterpan masih mampu meraih penghargaan multi platinum karena menjual lebih dari 500 ribu kopi album Hari yang Cerah.

Sebelum mengawali lembaran baru dengan pergantian nama band, Peterpan mengeluarkan album baru bertajuk Sebuah Nama Sebuah Cerita 2000-2008. Ini album terakhir Ariel (vokal), Lukman (gitar), dan Reza (drum) dengan nama Peterpan. Masih di bawah bendera label Musica Studio, album ini dirilis dalam bentuk CD dan kaset. Untuk CD, album diproduksi sebanyak dua keping dalam satu kemasan dan berisi 30 lagu. Sedangkan kaset berisi 21 lagu. Dalam album itu ada tiga lagu baru dan satu lagu Chrisye yang didaur ulang berjudul Kisah Cintaku. Selebihnya kumpulan lagu hit dari album sebelumnya. Seperti Sahabat, Mimpi Yang Sempurna, Ada Apa Denganmu dan lain-lain. Di tengah kegelisahan dan kegalauan pergantian nama, Peterpan mengemas tiga lagu yang diprediksi bakal mengikuti jejak sukses hit-hit sebelumnya. Ketiga lagu itu adalah Walau Habis Terang, Dilema Besar, dan Tak Ada yang Abadi. Mengenai lagu Tak Ada yang Abadi, secara pribadi Ariel mewakili ketiga temannya mengakui bahwa lagu tersebut memang memaknai perjalanan karir Peterpan.

"Semua orang bisa memahami apa yang terjadi pada Peterpan, tak ubahnya seperti yang kita ungkapkan lewat lagu Tak Ada Yang Abadi," kilah Ariel.

Hingga konser terakhir dengan menyandang nama Peterpan pada Minggu (19/10) lalu, beberapa musisi papan atas yang ikut terlibat di dalam konser tersebut seperti Giring Nidji, Ungu Pasha, Ryan D'Masiv dan Iwan Fals seolah merasakan kegelisahan yang sama dengan para personel Peterpan saat itu.

"Kalau ditanya perasaan sekarang. Ya Aneh, saja. Kita banyak belajar dari Peterpan karena kita sebagai band yang berada di bawah mereka yang 'lahir' kemudian. Peterpan harus berakhir seperti ini. Bukan hal yang mudah untuk membangun citra sebuah band, tapi ya saya yakin Ariel dan teman-teman mampu menghadapinya," ujar Giring memberi spirit pada Ariel cs usai menjadi bintang tamu pada Konser Tunggal Terakhir Peterpan.

Sesuai perjanjian dengan dua mantan personel Peterpan, Andika dan Indra, nama grup band asal Bandung ini hanya bisa bertahan sampai Agustus 2009. Nama Peterpan untuk selanjutnya tidak boleh digunakan lagi setelah konflik antar personel terjadi pada band tersebut. Hingga saat ini Ariel cs mengaku belum menemukan nama baru setelah Peterpan tak boleh digunakan lagi. Namun mereka telah memiliki tiga pilihan untuk nama baru band mereka nanti.

Semula Ariel cs berkeinginan untuk menggelar konser terakhir Peterpan di kota kelahiran mereka, Bandung sebagai suatu penghormatan. Karena di kota ini, mereka dengan menyandang nama Peterpan memulai karir hingga meraih popularitasnya. Ariel cs semula berkeinginan untuk mengakhirinya pula menyandang nama Peterpan di kota Bandung. Kelak mereka akan dikenang orang, bahwa pernah ada grup besar bernama Peterpan. Namun karena satu dan lain hal termasuk masalah izin keramaian maka konser urung digelar di Bandung. Sempat mereka mencoba untuk menggelarnya di Bogor, namun juga gagal dengan alasan yang kurang lebih sama. Akhirnya, pilihan pun jatuh di Jakarta. Dan akhirnya pula, apa pun nama grupnya kelak, yang penting Ariel cs tetap semangat untuk berkarya. Semoga! ***

Tidak ada komentar: