03 November, 2008

Sebuah Peterpan Berbuah Cerita (2)

Atas Nama Kreativitas

PERTAMA kali muncul di kancah musik Indonesia, nama Peterpan langsung menjadi pusat perhatian. Modalnya, hanya single bertajuk Mimpi Yang Sempurna. Single yang membuat album Kompilasi 2002 Malam yang memuat single itu laku sampai ratusan ribu kopi. Sejak itu pula, band asal Bandung yang terdiri atas Nazril Irham (Ariel/vokal), Mohammad Kautsar Hikmat (Uki/gitar), Ilsyah Ryan Reza (Reza/drum), Loekman Hakim (Lukman/gitar), Andika Naliputra Wirahardja (Andika/keyboard), dan Indra (bass) adalah band yang paling dicari. Berbagai penghargaan pun mereka raih.

Tepat 4 November 2006, dua anggotanya, Andika dan Indra dipecat dari Peterpan. Perpecahan ini dipicu adanya perbedaan prinsip kreativitas. Atas nama kreativitas itu pula Andika dan Indra mengklaim kalau nama Peterpan kemudian tidak boleh digunakan oleh Ariel cs lantaran keduanya kini sudah tidak ada di dalamnya. Alih-alih Peterpan adalah grup band yang terdiri atas 6 orang personel dimana di dalamnya selain ada Ariel, Uki, Lukman dan Reza, juga ada Andika serta Indra.

Terlepas dari Andika yang belakangan mengklaim dirinya sebagai penggagas utama dari nama Peterpan. Bisa dimaklumi dan bisa jadi, ketika diawal berdirinya Peterpan sekitar 1997 lalu itu ada 'aturan' tersendiri yang tidak secara tertulis diantara keenam personel. Yang isi dan intinya, kemungkinan bunyinya kurang lebih kalau salah seorang atau lebih dari personel Peterpan 'tidak ada', maka nama Peterpan dianggap tidak ada atau harus diganti dengan nama baru oleh para personel yang lain yang masih berada di 'dalamnya'. Atas nama kreativitas, boleh-boleh saja hal seperti ini menjadi kesepakatan yang menjunjung tinggi asas kebersamaan, solidaritas, kekompakan dan lain sebagainya. Namun rasanya hal ini dirasa kurang tepat pula bila sudah menyangkut pihak lain, seperti perusahaan rekaman, publik musik, atau para penggemar fanatik. Tampaknya perlu pemikiran yang lebih bijaksana, dewasa, dan hendaknya tidak emosional dengan mengesampingkan hal yang akan menimbulkan 'kerugian' bagi orang lain dari masing-masing pihak yang merasa terlibat dalam Peterpan. Dari sekian banyak orang atau pihak yang dirugikan, yang paling dirugikan justru adalah para penggemar fanatik Peterpan, Sahabat Peterpan. Yang selama ini mengikuti perjalanan karir Peterpan sejak awal hingga meraih popularitas tertingginya. Adakah yang bisa menggantikan perasaan kecewa yang mendalam yang dirasakan ribuan atau bahkan jutaaan Sahabat Peterpan dengan mengatasnamakan atas dasar kreativitas?

Sebuah Nama Sebuah Cerita 2000-2008 adalah sebuah album terakhir dari Peterpan yang layak menjadi masterpiece bagi perkembangan industri musik Indonesia. Sebuah album yang nilai koleksinya sangat tinggi dan tak ada tandingannya. Ariel (vokal), Uki (gitar), Lukman (gitar), dan Reza (drum) mempersembahkan album berisi kumpulan lagu yang mempresentasikan kebesaran sebuah band fenomenal dekade ini. Nama Peterpan yang sudah melambungkan empat personelnya termasuk dua personel yang sempat 'singgah' di dalamnya akan disimpan dan tentu saja akan terus dikenang lewat berbagai karya dan cerita yang pernah tercipta.

Sekarang bila memang atas nama kreativitas sehingga Ariel cs tidak boleh lagi menggunakan nama Peterpan, tentu menjadi pertanyaan bagi penikmat musik di tanah air. Kreativitas itu kreativitas yang mana? Yang ada dan terasa hanyalah 'aroma' dendam kesumat yang menyeruak ke permukaan dari dua personel yang hengkang dari Peterpan yang dengan serta merta mengatasnamakan kreativitas itu seolah tidak rela bila empat personel lainnya meraih popularitas sementara mereka berdua tidak ada di dalamnya. Ibaratnya, "Hancur, hancur deh semua!"

Ada aroma 'ketakutan' yang terselubung dan terasa dari ungkapan 'atas nama kreativitas'. Ketakutan akan apa dan siapa yang merasa ketakutan, hanya Ariel, Uki, Lukman, Reza, Andika, dan Indra – lah yang tahu jawabannya. Karena toh sebuah Peterpan berbuah cerita bagi ranah musik dan hiburan tanah air. ***

Tidak ada komentar: