11 November, 2008

Cinta Hari Ini

ATAS nama cinta pula akhirnya trio bom bali I, Amrozy, Ali Ghufron, dan Imam Samudera menjalani eksekusi tembak mati dari tiga regu tembak, Minggu (9/11/2008) dinihari sekitar pukul 00.15 WIB di Lembah Nirbaya, LP Nusakambangan.

Cinta yang mana? Cinta yang mana saja. Katanya cinta bisa melihat? Melihat apa? Melihat apa saja. Orang bilang cinta bisa memberi kekuatan? Kenapa cinta tidak bisa menolong ketiganya saat harus menemui ajalnya dengan cara dieksekusi tembak? Lalu orang yang bilang itu orang yang mana? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus berputar dan berulang dalam benak penulis hingga saat merangkaikan kata menjadi kalimat dan menjadi tulisan yang tengah Anda baca ini.

Adakah cinta dihati orang-orang yang menjatuhkan hukuman mati itu? Adakah pula cinta dihati tiga regu tembak yang dengan serta merta meski konon hanya memuntahkan satu peluru bagi masing-masing terpidana mati itu? Adakah cinta dihati ketiga terpidana itu saat harus menghadapi sebutir peluru yang siap menghujam tubuh, menembus jantung, hingga dengan keterpaksaannya meregang nyawa? Demikian pertanyaan-pertanyaan seperti itu bergulir dalam pikiran penulis hingga detik ini, detik Anda membaca tulisan ini.

Cinta bisa berarti apa saja. Bisa berarti bom. Bisa juga berarti kematian. Cinta juga bisa berarti kebahagiaan dan itu yang kerap manis terdengar ketimbang cinta yang berarti duka, luka, ataupun kesedihan. Cinta bukan Laura yang suka ngomong becek, ga ada ojek.

Layaknya pesohor Bunga Cinta (baca: Citra) Lestari yang akrab disapa BCL. Mungkin pada waktu yang bersamaan, dimalam yang dingin saat ketiga terpidana mati itu tengah bersiap menghadapi maut. BCL tengah mereguk indahnya cinta yang di hari itu resmi diperistri Ashraf Sinclair, orang Malaysia. Seperti halnya trio bom bali yang diduga ada hubungan dengan orang Malaysia, Noordin M Top. Tak menutup kemungkinan pula, dalam benak penulis, di detik yang sama, saat BCL-Ashraf tengah bersatupadu dalam indahnya malam pertama hingga keduanya sama-sama tersenyum menikmati yang orang kerap mengatakan sebagai surganya dunia. Di detik yang sama, trio Amrozy, Ali Ghufron, dan Imam Samudera pun tengah mereguk indahnya malam pertama bersama tiga regu tembak hingga keduanya sama-sama tersenyum. Bedanya, yang merasa puas justru sang regu tembak yang mungkin tersenyum puas karena telah berhasil menghabisi nyawa bak malaikat pencabut nyawa. Hanya ini malaikatnya, malaikat swasta. Lalu bagaimana ketiga terpidana mati itu? Maaf, penulis belum sempat menanyakannya.

Selanjutnya, BCL-Ashraf setelah melalui malam pertamanya kelak mengarungi bahtera rumah tangga layaknya keluarga sakinah seperti teman-temannya yang para selebritas itu katakan tatkala memberi ucapan selamat pada pesta pernikahan yang konon sampai menelan biaya sekitar Rp 2 miliar. Begitupun Amrozy cs. Setelah menghembuskan napas terakhirnya, mereka mengarungi bahtera dunia lain dalam arti yang sesungguhnya. Konon, biaya untuk menghilangkan nyawa ketiga terpidana ini pun sama dengan biaya pesta pernikahan BCL-Ashraf, Rp 2 miliar!

Cinta…, cinta. Makhluk apakah dirimu? Ingin rasanya berkenalan lebih jauh denganmu. Ya, di tengah hujan yang turun sepanjang hari hingga membuat tidak saja banjir, tapi jalanan becek, ga ada ojek. ***

Tidak ada komentar: