29 Agustus, 2008

Benar-benar Berita, Berita Benar-benar

MEDIA baik itu cetak maupun elektronik mulai dari televisi, koran, tabloid, majalah maupun radio dalam pekan-pekan terakhir ini yakin naik lagi tirasnya. Tidak perlu riset atau survey. Karena jelas-jelas berita ataupun informasi yang disampaikannya benar-benar menarik perhatian masyarakat. Bahkan beberapa infotainment yang biasanya cuma menayangkan gosip-gosip picisan ikut-ikutan mendapat perhatian masyarakat. Bisa dipastikan, (nah, kalau yang ini boleh di riset atau survay! Tapi jangan saya yang disuruh survay) semua mata, telinga, dan perhatian masyarakat Indonesia masih mengikuti kasusnya Ryan si raja tega dari Jombang yang telah membunuh sebelas orang.

Khusus infotainment, memang menjadi daya tarik tersendiri karena salah seorang korbannya konon masih ada sangkut paut hubungan kekerabatan dengan aktris dan aktor kenamaan Rima Melati dan Frans Tumbuan. Yang notabene artis dan selebritas memang konsumsi utama bagi infotainment. Jadi, ya untuk kali ini infotainment boleh-boleh saja lah ikut meramaikan suasana pemberitaan. Meskipun porsi utama mereka sebenarnya adalah gosip semata. Tapi, belakangan tak jarang juga sebenarnya infotainment kerap mencampuradukan dengan berita-berita yang sesungguhnya porsinya milik tayangan berita. Disangkut-sangkutkan. Dikait-kaitkan. Dihubung-hubungkan. Hingga dipaksa-paksakan agar bisa tersangkut-sangkutkan , terkait-kaitkan, dan terhubung-hubungkan dengan berbagai pemberitaan yang hangat di masyarakat.

Namun, jujur saja! Semakin hari memang dunia pemberitaan kita jadi saru. Yang biasanya tokh memberitakan yang isinya benar-benar berita, berita benar-benar, berita benar, dan benar berita. Sekarang tidak lagi. Mungkin sebagian pimpinan media akan berpikir ulang. Memutar otak, mencari cara agar berita yang disampaikan kepada masyarakat memiliki gereget yang lain. Meskipun pada intinya, ya sama saja yang mereka sodorkan itu wujudnya berita-berita juga. Kemasan! Ya kemasannya agak lain.

Semisal, ketika ada kasus korupsi yang menimpa pejabat U. Biasa memang, dicarilah runutan mulai dari keluarga, teman, sahabat, tetangga, keluarganya teman, keluarganya sahabat, keluarganya tetangga, sampai keluarganya tetangga-tetangganya. Memang seperti itu bikin pemberitaan ‘mendalam’. Saking dalamnya, kadang lupa deh untuk keluar. Maksudnya, mengeluarkan ide-ide hingga menuliskannya dalam bentuk tulisan, laporan berita. Belakangan, di negara kita lagi tren (minjam istilah yang lagi in sekarang) seolah semua berita dikaitkan dengan figur publik. Tepatnya, artis atau selebritas itu tadi. Kenapa? Ya memang sekarang begitu kok!

Ibaratnya lagi, sekarang itu seolah-olah semua pimpinan media baik cetak maupun elektronik berusaha dalam setiap pemberitaannya itu disangkutpautkan atau dihubung-hubungkan dengan artis si J atau pejabat ini dengan artis si M. (Sengaja penulis menyebut artis si J atau si M, selama ini biasanya suka menyebut kalau enggak si A ya si B atau kalau enggak si X ya si Y. Biar variasi saja, ga ada tendensius dengan seseorang. Apalagi artis berinisial J atau M. Jadi penulis sengaja pakai abjad lain. Biar adil, maksudnya).

Apalagi, dengan mulai banyaknya para penghibur , artis, dan selebritas yang belakangan terjun di dunia politik akhirnya membuat saru sebuah pemberitaan. Terutama dimata publik atau masyarakat. Tapi, di sisi lain, secara komersial atau jualan justru menguntungkan pula untuk berjualan. Jadi, istilahnya satu kali dayung dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan se… -pulau terlampaui. ***

www.kelascinta.blogspot.com
www.kelascinta.multiply.com
www.friendster.com/kelascinta

Tidak ada komentar: