27 Juli, 2008

Cinta, Ahmad Dhani, dan Maia Estianty


foto: si penjaga kelas cinta

RASANYA tak ada yang harus dibicarakan kalau melihat judul di atas. Kata yang pertama... oke lah. Semua pasti tertarik karena ada daya tarik yang Maha Dahsyat dari kata 'Cinta'. Apalagi sang Cinta selalu membawa 'sesuatu' yang baru dalam kehidupan di dunia. Terlepas dari bagaimana tiap individu menyikapi Cinta itu sendiri. Yang jelas, Cinta pada judul diatas masih enak kita bicarakan kapan dan dimanapun. Tak akan habis halaman Kelas Cinta ini menuliskannya. Pasti ada saja yang baru. Ada saja yang menarik. Setiap detik, setiap saat.

Kata yang kedua? Ahmad Dhani. Jujur. Muak rasanya. Kenapa? Entah kenapa ada perasaan kesal dan muak yang menyeruak dari dalam hati padahal kenal dekat pun tidak dengan si Presiden Republik Cinta ini. Siapa lo? Begitu kira-kira.

Kata yang ketiga? Maia Estianty. Terus terang. Muak juga. Lalu? Apa masalahnya? Ya sama, tuh orang kenal juga enggak tapi ada perasaan kesal dan kurang senang saja saat melihat tampangnya di layar kaca. Emang gue pikirin!

Ya, pertanyaan-pertanyaan seperti itu lah yang barusan melayang-layang dalam benak si Penjaga Kelas Cinta ini.

Namun, apa pun judulnya akhirnya harus mulai menuliskannya juga tentang makna tiga kata judul di atas. Meski dalam kesederhanaan dan keterbatasan yang ada. Tak ada salahnya, diobok- obok sedikit. Tiga kata di atas itu tiba-tiba muncul begitu saja. Ya begitu saja! Ketika pikiran tengah melayang. Seperti ketika kita ingin buang angin. Wushh! Begitu saja. Paling tidak... tak berapa lama ada orang yang merasa sedikit 'terganggu'. Tapi, bukan maksud dari tulisan ini mengganggu pihak mana pun. Cuma sekadar catatan kecil CINTA POJOK yang akan hadir di setiap akhir pekan di kelascintadicky.blogspot.com.

Tentang judul tulisan pertama CINTA POJOK ini, tak ada unsur kesengajaan apa pun. Hanya ada ketertarikan sendiri dari si Penjaga Kelas Cinta tentang kasus perceraian Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Ada distorsi yang begitu mengganggu di kedua hati, jiwa, dan benak dua pekerja seni kesohor ini. Meski saban kali manggung, berkoar tentang cinta. Saban kali mencipta lagu bertema cinta. Dari yang mehek-mehek sampai yang berjingkrak-jingkrak, ingar-bingar. Tapi, toh.. itu hanyalah ibarat buang angin tadi. Wushh! Enggak ngefek.

Buat apa berkeluh kesah. Tak ada salahnya memberi kesempatan kepada hati untuk bicara. Siapa tahu dia bisa lebih bijaksana dalam bersikap dan mengambil tindakan. Tak perlu saling menyalahkan. Tentu hal ini bisa dilakukan oleh mereka yang tengah terkena distorsi! Apalagi kalau mengingat awal mula terjadinya CINTA. Wah...rasanya tai kambing bagaikan cokelat.... enyak..enyak..enyak! Lalu nyanyi deh.. Aku Bukan Siapa-Siapa.... dijawab: Emang Gue Pikirin!

Tidak ada komentar: