21 Juni, 2009

Niat Baik, Baik-Baiknya Niat

NIAT baik itu belum tentu baik dimata orang lain. Belum tentu niat baik itu tercetus dari orang baik ataupun orang tidak baik. Orang tidak baik bisa memiliki niat baik juga. Hanya sebaik-baik niat baik orang yang tidak baik sama dengan seburuk-buruknya orang baik berniat tidak baik. Puyeng ya? Wajar. Saya saja puyeng menuliskannya, apalagi Anda yang membacanya.

Tak sedikit orang baik di dunia ini yang memiliki niat baik. Demikian pula banyak orang yang tidak baik di dunia tapi memiliki niat baik. Contohnya, seperti halnya para koruptor yang sebagian harta hasil korupsinya digunakan untuk membangun mesjid atau tempat ibadah lainya. Lebih dari itu, orang tidak baik dengan niat baiknya tersebut menyantuni anak yatim dan janda-janda tua. Kenapa janda tua? Ya masalahnya, kalau janda muda tahu sendiri lah, biasanya kan yang disantuninya itu lahir-batin. Alih-alihnya ya niat baik itu tadi.

Tidak semua niat baik itu hasilnya baik. Begitupun halnya, tidak semua niat tidak baik hasilnya tidak baik. Niat baik hasilnya bisa tidak baik dan niat tidak baik hasilnya bisa baik. Paduan antara niat yang baik dan tidak baik hasilnya ya seperti judul lagu Ratu-nya Maia Estianty mantan bininya musisi Ahmad Dhani 'Dewa 19' saat berpasangan dengan Pinkan Mambo, semua (aku) baik-baik saja.

Niat baik itu tidaklah lebih baik dari jika seseorang memiliki niat tidak baik lalu melaksanakan niat tidak baiknya itu. Demikian pula halnya, niat tidak baik tidaklah lebih baik dari niat baik yang hanya diucapkan dibibir saja. Contohnya, ya para caleg atau capres yang ketika berkampanye begitu manis-manis memberikan janji-janjinya. Namun pada akhirnya tak sedikit, begitu calon legislatif atau calon presiden terpilih tiba-tiba seolah terserang penyakit anemia, lupa deh dengan janji-janji manis-manisnya itu.

Balik lagi ke tank-top eh laptop! Niat-niatan, baik-baikan, tidak-tidakan, niat-niatnya baik, baik-baiknya niat, baik tidaknya niat tidak baik...waduhh peak (istilah profesional audio, artinya ya kurang lebih sama dengan puyeng lah) deh.

Yang terbaru, tentang niat baik adalah kasus kisruh rumah tangga pedangdut Cici Paramida dan Raden Akhmad Suhaebi Hamzawi. Masing-masing memiliki niat baik, hanya karena memiliki pandangan berbeda tentang masalah niat baik tersebut. Artinya, begini. Yang satu, Cici atas nama niat baik sang suami menderita luka di dahi dan sedikit memar di wajahnya, Minggu (14/6/2009) lalu. Entah diserempet, keserempet, atau ditabrak mobil Suhaebi, suami Cici yang pengusaha dan akhirnya belakangan disebut tukang kawin itu. Entah siapa yang pertama kali melontarkan sebutan si tukang kawin itu. Beberapa kali dalam tayangan di tivi, narator atau orang yang mengantarkan berita-berita gosip selebritas menyebut Suhaebi sebagai si tukang kawin. Apalagi di dalam mobil Suhaebi ketika itu ada seorang wanita, jadi seolah embel-embel tukang kawin dirasa klop. Padahal sejak 12 Maret 2009, Suhaebi yang ngakunya duda sama Cici sudah resmi menjadi suami dari Cici yang Paramida ini. Yang jelas, kasusnya sendiri masih bergulir dan jadi makanan empuk media massa, khususnya infotainment. Serta ditunggu dengan setia oleh ibu-ibu di rumahnya masing-masing atau di rumah tetangganya di layar kaca chanel gossip setiap pagi, siang, dan sore kadang sampai lupa ngasih makan anak-suaminya saking asyik nunggu gosipnya.

Atas nama niat baik itu pula, Suhaebi akhirnya dimasukan ke hotel prodeo atau penjara di Mapolres Bogor, Kamis (18/6/2009) lalu oleh sang istri tercinta pelantun hits lagu 'Wulan Merindu' ini. Alih-alih niat baik Cici pula berharap kelak sang suami bisa lebih baik. Entah lah, hanya Cici yang tahu bahwa dengan menjebloskan suami yang baru dinikahi sekitar 3 bulan lamanya itu tengah diberi pelajaran. Kata Cici yang dikutip media, katanya biar suaminya itu mendapat pelajaran dengan dimasukan ke penjara tersebut. ***

Tidak ada komentar: